top of page



Seorang pelukis muda ingin karyanya diakui semua orang. Setiap kali ada yang memberi kritik, ia mengubah lukisannya. Hari demi hari, lukisan itu semakin berbeda dari karya awalnya, hingga akhirnya ia sendiri tidak lagi mengenali apa yang ia buat. Banyak orang merasa lelah menjalani hidup karena terus berusaha menyenangkan semua orang. Namun pada akhirnya, apa pun yang kita lakukan, selalu ada yang tidak setuju atau tidak puas. Rasul Paulus mengingatkan dalam Galatia 1:10 bahwa seorang hamba Kristus tidak hidup untuk mencari kesenangan manusia, melainkan untuk menyenangkan hati Allah.
Inilah tujuan hidup yang sejati. Tuhan menciptakan kita dengan keunikan dan kemampuan masing-masing, bukan untuk menjadi tiruan orang lain. Ketika kita berfokus pada penilaian manusia, kita akan kecewa. Tetapi saat kita berfokus pada Allah, hidup kita menemukan arti dan kekuatan baru. Mungkin orang tidak selalu memahami atau menerima kita, tetapi yang terpenting adalah berusaha menyenangkan hati-Nya. Menyenangkan hati Allah berarti membangun hubungan yang intim dengan-Nya melalui doa, firman, penyembahan, dan ketaatan. Saat kita menjadikan Allah sebagai tujuan utama, damai sejahtera-Nya akan melingkupi kita meski dunia menolak. Hidup ini singkat, dan sia-sia bila dihabiskan hanya untuk pujian manusia.
Kiranya setiap hari kita berdoa: “Tuhan, ajar aku hidup bukan untuk mencari kesukaan manusia, tetapi untuk menyenangkan hatiMu.” SP

HIDUP YANG BERKENAN PADA ALLAH LEBIH BERARTI DARIPADA SERIBU PUJIAN MANUSIA.

istockphoto-1125625188-612x612.jpg

"Senangkan Allah

Baca: Galatia 1:6–10

“Sekiranya aku masih mau mencoba berkenan kepada manusia, maka aku bukanlah hamba Kristus.” (Galatia 1:10)

Jika Anda mengingingkan renungan harian silahkan chat  melalui kolom komentar, dengan mengirimkan alamat email. Kami akan membagikan renungan harian dalam bentuk softfile/pdf. 

RANGKAIAN ACARA KKR GUPDI 2020 DI 13 WILAYAH GUPDI INDONESIA & EROPA
KUNJUNGI YOUTUBE KAMI

bottom of page